How to Handle Being Ghosted
Dalam urusan percintaan, ghosting and being ghosted. We’ve all been there. Or is it just me? I dated this one guy once. We’ve never really talked about what we are, but it seemed like we were seeing each other at that time. Kita pergi hampir setiap weekend, bahkan spend time with our groups of friends, menghabiskan waktu video calling setiap malam, and he’d come over every other day to watch netflix and chill (without the ‘chill’). Itu berlangsung kira-kira selama 6 bulan. One day, he decided that he didn’t want to reply nor pick up any of my text messages or calls. Coba di WhatsApp, gak dibales, ditelepon juga gak diangkat. Nothing. I figured I’d just give him the space, maybe something personal had happened and he didn’t want to deal with it just then. And then a week went by. Two, three weeks, and before I knew it, he had ghosted me for over 5 months.
My thoughts: Um hello??? Have I done or said something that scared him off?? How did I not see this coming? Naturally, I replayed our last date in my head dan tell my friends about it hoping to uncover the missed signs so that I could avoid indulging the belief that I was stupid, and to figure out how to prevent ever getting ghosted again. Pada akhirnya, tidak ada cara yang mudah untuk menghindari being ghosted, karena udah coba segala cara juga when the next guy comes in, kalau memang he’s a ghost, he will ghost you. Tapi ada beberapa cara supaya you don’t feel so bad when you get ghosted:
1) Nip Feeling Stupid in the Bud
Jangan biarkan diri Anda merasa bodoh tentang dirinya yang terlalu lemah untuk ngomong langsung. Shit happens when we put ourselves out there to date. Tidak adil buat diri kamu sendiri untuk merasa bodoh atas apa yang tidak kamu lakukan, atau sekedar karena you didn’t see this coming. Akankah kamu memberi tahu seorang teman yang juga menjadi korban ghosting bahwa dia bodoh? Enggak.
2) Don’t Take It Personally
Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tapi, kalau kamu membiarkan pikiran kamu make the ghosting is about you, kamu memberinya terlalu banyak kredit untuk menentukan harga diri kamu. tentu saja kamu diizinkan untuk merasa kecewa tentang tindakan dia menghilang, tetapi kalau kamu percaya kamu adalah alasan dia ghosting versus dia sendiri yang menjadi alasan dia ghosting hanya membuat lebih banyak penderitaan untuk kamu.
3) Judge Away in a Safe Space
Get it out. Tidak masalah untuk merasa kesal dan kecewa. Bersandar pada teman, keluarga, dan / atau terapis yang mendukung untuk bergerak melalui semua pikiran dan emosi yang otomatis memicu. Memproses dan berbicara dengan sadar bagaimana perasaan kamu selalu merupakan jawabannya.
4) Ask yourself, “Where am I ghosting MYSELF in my life?”
Sekarang setelah kamu memuntahkan penilaian tentang dia from your chest, saatnya untuk masuk ke dalam. Setiap kali kita dipicu – even when you’re the ghostee dan merasa sangat dibenarkan dalam berpikir dia adalah yang terburuk – selalu ada pelajaran yang lebih dalam untuk kamu sendiri. Where and how are you ghosting yourself in your life? Seperti apa hubungan kamu dengan tubuh kamu? Karir kamu? Keuangan kamu? Apakah kamu secara sadar menyembuhkan hubungan terakhir kamu? Letakkan fokus kamu in growing and loving yourself first, dibandingkan memusingkan bagaimana dia seharusnya memperlakukan kamu. Semakin cepat Anda mulai memberikan semua aspek dari kamu dengan rasa hormat dan cinta yang kamu cari dari orang lain, semakin dekat kamu untuk menarik seseorang yang tepat yang merupakan cerminan dari cintamu kepada kamu sendiri.
“Tarot reading is an attempt to understand ourselves better and discover how we might live better in the future”
Tunggu apa lagi? Yuk Narot!
Instagram: @mayanov_
Pricelist & Services
0 Comments