Memberikan (dan Menerima) Permintaan Maaf yang Baik (Part 1)

You mess up. Kamu menyatakan penyesalan. Kamu menerima tanggung jawab. Kamu melakukan sesuatu untuk memperbaiki kekacauan. Bagi kebanyakan dari kita, belajar untuk meminta maaf sudah dari sejak kecil, walaupun mungkin dulu cuma sekedar ngomong ‘maaf’ aja. Tetapi permintaan maaf — yang tulus dan sukses — biasanya lebih bernuansa daripada itu. Bahkan dengan niat terbaik, kita masih bisa juga untuk salah langkah dalam meminta maaf. Ketika kamu meminta maaf, apa yang biasanya kamu katakan atau lakukan? Dan ketika seseorang meminta maaf sama kamu, apa yang kamu ingin mereka katakan atau lakukan?
Menurut therapist Jennifer Thomas dan Gary Chapman (pengarang The 5 Love Languages), ada banyak persamaan dalam aksi meminta maaf dan menyatakan kasih sayang. Apa saja 5 bahasa permintaan maaf itu?
Expressing regret.
Apa yang ingin kamu katakan dengan bahasa permintaan maaf ini adalah: “aku merasa buruk karena perilaku aku telah menyakiti kamu, atau bahwa perilaku aku telah melukai hubungan kami”. Kalau kamu hanya mengucapkan kata “maaf,” kamu sebenarnya tidak mengakui bahwa kamu tahu apa yang kamu lakukan salah. Beri tahu mereka apa yang kamu minta untuk dimaafkan:
“Aku menyesal telah kehilangan kesabaran dan membentakmu.”
“Maaf aku pulang telat satu setengah jam dan kami ketinggalan acaranya. Aku tahu kamu ingin pergi. “
Dan jangan pernah akhiri dengan kata “tetapi.” Jika kamu berkata, “aku menyesal telah kehilangan kesabaran dan berteriak sama kamu, tetapi kalau saja kamu tadi tidak melakukan ___, akupun juga gak akan teriak,” sekarang kamu tidak lagi sedang meminta maaf. Sebaliknya, kamu menyalahkan orang lain atas perilaku kamu.
Accepting responsibility.
Bahasa permintaan maaf kedua sebenarnya menerima tanggung jawab atas perilaku kita, seringkali dengan kata-kata:
“Aku salah.”
“Aku seharusnya tidak melakukan itu.”
“Aku tidak punya alasan untuk itu.”
“Aku bertanggung jawab penuh.”
Dan lagi, bagi sebagian orang, ini yang mereka anggap sebagai permintaan maaf yang tulus, dan jika kamu tidak mengakui bahwa apa yang kamu lakukan salah, maka dalam pikiran mereka, kamu tidak tulus. Anda dapat mengatakan, “Maaf,” but they’re struggling with what you’re saying karena mereka tidak merasa bahwa Anda benar-benar tulus.
Making restitution.
Bahasa permintaan maaf ketiga adalah menawarkan untuk melakukan restitusi, mungkin dengan mengatakan hal-hal seperti:
“How can I make this up to you?”
“Aku tahu aku sangat menyakitimu. Aku menyesal, tapi biarkan aku menebusnya. “
“Apa yang bisa aku lakukan yang akan membuat ini benar di antara kami?”
Jika kamu tidak pernah menawarkan untuk memperbaikinya, maka dalam pikiran mereka, permintaan maaf itu payah, dan mereka kesulitan memaafkan kamu. Tetapi jika mereka melihat kamu cukup tulus untuk bertanya, “Bagaimana aku bisa memperbaikinya?” Dan kamu bersedia melakukan sesuatu, maka mereka benar-benar merasakan ketulusan kamu
Genuinely repenting.
Nomor empat adalah mengekspresikan keinginan untuk berubah. Itu mengatakan kepada orang lain:
“Aku tidak suka apa yang saya lakukan. Aku tidak ingin melakukannya lagi. Bisakah kita bicara?”
“Bisakah kita menyusun rencana yang akan membantuku untuk berhenti melakukan ini?”
Ini adalah komunikasi kepada orang tersebut tidak hanya bahwa kamu merasa buruk tentang apa yang kamu lakukan tetapi juga bahwa keinginan kamu untuk tidak melakukannya lagi. Bagi sebagian orang, jika kamu tidak menyatakan keinginan untuk mengubah perilaku kamu, mereka merasa sulit untuk memaafkan kamu, terutama jika kamu melakukan hal yang sama bulan lalu, dan bulan sebelumnya, dan sekarang kamu melakukannya lagi . Dan setiap kali, kamu berkata, “Maaf, maaf, maaf.” Mereka berpikir ‘okay, so you’re sorry, tapi terus apa?’. Apa yang akan kamu lakukan? Apa yang mereka inginkan adalah untuk kamu mengungkapkan keinginan untuk mengubah perilaku, dan sering kali, jika kamu melakukannya, kamu berdua dapat berbicara dan menemukan cara agar kamu dapat menghentikan kebiasaan itu.
Requesting forgiveness.
Nomor lima adalah meminta maaf, and mean it:
“Maukah kamu memaafkan aku?”
“Aku harap kamu dapat menemukannya di dalam hatimu untuk memaafkanku.”
“Saya menghargai hubungan kami, saya tahu saya telah menyakiti Anda, dan saya harap Anda akan memaafkan saya.”
I thought if I’m already apologizing (in any way), wouldn’t you know that I want to be forgiven? Bagi sebagian orang, ini lah yang mereka anggap sebagai permintaan maaf yang tulus, dan jika kamu tidak benar-benar meminta pengampunan atau meminta pengampunan, dalam pikiran mereka, kamu belum meminta maaf.
Kamu biasanya bisa tahu jenis permintaan maaf apa yang diterima orang dengan memperhatikan yang mereka berikan.
“Tarot reading is an attempt to understand ourselves better and discover how we might live better in the future”
Tunggu apa lagi? Yuk Narot!
Instagram: @mayanov_
Pricelist & Services
0 Comments